A.
Perbedaan
Sikap dan Perilaku
Menurut
Bimo Walgito dalam bukunya Psikologi Sosial suatu pengantar:
Psikologi
merupakan ilmu tentang prilaku atau aktivitas-aktivitas individu
(Branca,1994;Morgan,dkk) Prilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut dalam
pengertian yang luas, yaitu prilaku yang menampak (over behavior) dan prilaku
yang tidak menampak(inner behavior), demikian pula aktivitas-aktivitas tersebut
di samping aktivitas motorik yang termasuk aktivitas emosional dan kognitif.
Sebagaimana
diketahui perilaku atau aktiviats yang
ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya,tetapi
sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan
baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Namun demikian, sebagian
terbesar dari perilaku arganisme itu sebagai respon terhadap stimulus
eksternal. Ada ahli yang memandang bahwa perilaku sebagai respon terhadap
stimulus, akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya dan individu atau
organisme seakan-akan tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya, hubungan stimulus dan
respon seakan-akan bersifat mekanistis. Pandangan semaca ini umumnya merupakan pandangan yang bersifat
behavioritis.
Berbeda
dengan pandangan kaum behavioris adalah pandangan dari aliran kognitif, yaitu
yang memandang perilaku individu merupakan respon dari stimulus, namun dalam
diri individu itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Ini
berarti individu dalam keadaan aktif dalam menentukan perilaku yang diambilmya(psikologi
social, prof. Dr. Bimo Walgito).
Menurut
Sarlito Warawan Sarwono, dalam bukunya Psikologi sosial:
Walaupun
sikap merupakan salah satu pokok bahasan
yang penting dalam psikologi sosial, para pakar tidak selalu sepakat
tentang definisinya:
1. Attitude
is a favourable or unfavourable evaluative reaction to ward something or
someone, exhibitted in one’s belief. Feelings or intended behavior(Myers, 1996).
Myers menyatakan bahwa sikap adalah suatu reaksi nilai yang bisa disukai atau
tidak disukai untuk melindungi sesuatu atau seseorang, yang ditunjukan dalam
perasaan atau keinginan bersikap.
2. An attitude
is a disposition to respond favourably or unfavourably to an object, person,
institution or event(Azjen, 1998). Sedangkan Azjen menyatakan sebuah sikap
adalah sebuah kecenderungan untuk merespon secara suka atau tidak suka
kepada sebuah objek, orang, lembaga atau
kejadian.
3. Attitude
is a psichologycal tendency that is expressed by evaluating a particular entity
with some degree of favour or disfavour (Eagly and Chaiken, 1997). Mereka
berpendapat bahwa adalah sebuah kecenderungan psikologi yang diekspresikan
dengan penilaian sebuah identitas tertentu dengan beberapa tingkatan yang
disukai atau tidak disukai.
Dari
devinisi-definisi tersebut, tampak bahwa meskipun ada perbedaan, semua sependapat
bahwa ciri khas dari sikap adalah:
1. Mempunyai
objek tertentu(orang, prilaku, konsep, situasi, benda, dan sebagainya)
2. Mengandung
penilaian(setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka)(Sarlito Wirawan
Sarwono)
Dikutip
dalam internet: perbedaan terletak pada proses terjadinya dan penerapan dari
konsep tentang sifat ini. Mengenai proses terjadinya sebagian besar pakar berpendapat bahwa sikap adalah
suatu yang dipelajari(bukan bawaan). Oleh karena itu sikap sikap lebih bisa
untuk dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi dan diubah.
Menurut
Kamus Bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwodarminto pengertian sikap adalah
perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada di
masyarakat dan biasanya norma agama. Namun demikian perbuatan yang akan
dilakukan manusia biasanya tergantung pada apa permasalahannya serta
benar-benar berdasarkan keyakinan atau keprcayaanny masing-masing.
Ada
tiga macam sikap, yaitu:
1. Negatif
: isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya
dibiarkan saja karena dalam keadaan terpaksa. Conth PKI atau orang-orang yang
beraliran komunis di Indonesia pada zaman Indonesia baru merdeka.
2. Positif
: isi ajarannya ditolak, namun penganutnya diterima serta dihargai. Contoh Anda beragama Islam wajib menolak agama lain didasari oleh
keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi penganutnya atau manusiannya Anda
hargai.
3. Ekumenis
: isi ajaran serta penganutny dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat
unsur-unsur kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan keprcayaan
sendiri. Contoh Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen
tetapi berbeda aliran atau paham.
Sikap
merupakan pengalaman subjektif, asumsi ini menjadi dasar untuk devinisi-devinisi
pada umumnya, meskipun beberapa penulis terutama Bem(1967), menganggap bahwa
berbagai pernyataan seseorang mengenai sikapnya merupakan kesimpulan dari
pengamatannya atas prilakunya sendiri.(ini dipaparkan dalam buku Alex
sobur,Psikologi umum).
B.
Pengertian
perilaku
Pisikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia atau human behavior. Bentuk
tingkah laku manusia adalah segala aktivitas, perbuatan dan penampilan diri
sepanjang hidupnya. Bentuk tingkah laku manusia adalah aktivitas individu
dengan relasinya dalam lingkungannya behavior(tingkah laku) adalah reaksi
total, motor, dan kalenjer yang digerikan sewaktu organisme kepada sesuatu
situasi yang dihadapi(Veithzal Rivai, kepemimpinan dan perilaku Organisasi).
Setelah
lama membangun teori dan dilakukan penelitian, disepakati bahwa prerilaku
adalah:
1.
Prilaku adalah akibat
Contoh:seseorang yang akan dipecat dari perusahaan
akan bekerja keras mencari lowongan kerja untuk mempertahankan hidupnya.
2.
Perilaku diarahkan oleh tujuan
Contoh:seorang manager melihat tingkah efektifitas
kerja bawahannya rendah karena pendidikannya yang rendah maka diperlukan
pelatihan atau kursus untuk meningkatkan produktifitasnya.
3.
Perilaku yang diamati bisa diukur
Contoh:membuat laporan, menyusun program
4.
Perilaku yang tidak dapat secara langsung diamati
Contoh:berpikir
5.
Perilaku dimotivasi atau didorong
Contoh:seseorang akan termotivasi
dengan adanya sesuatu yang lebih baik.
Jadi
dapat kita simpulkan, bahwa perilaku menghasilkan sikap dalam arti kata
perilaku adalah sesuatu sifat yang ada dalam diri kita yang melahirkan sikap.
C.
Teori
Pembentukan Sikap
Dalam
hal ini yang saya temukan hanyalah “pembentukan dan perubahan sikap”. Sikap
setiap orang sama dalam perkembangannya, tetapi berbeda dalam
pembentukannya(Krech, Crutchfield, dan Ballachey, 1965) hal ini meyebabkan
adanya perbedaan sikap seseorang individu dengan sikap temannya, familinya, dan
tetangganya. Banyak hal yang harus kita ketahui untuk mengetahui karakteristik
sikap. Umpamaannya, jika kita meramalkan tingkah laku seseorang dalam waktu
tertentu atau jika kita ingin mengontrol tindakannya, kita harus mengetahui
cara sikap itu berkembang dan berubah.
Ada
berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sikap seseorang:
1. Adanya
akumulasi pengalaman dari tanggapan-tanggapan tipe yang sama
2. Pengamatan
terhadap sikap lain yang berbeda. Seseorang dapat menentukan sikap pro atau
anti terhadap gejala tertentu.
3. Pengalaman
baik atau buruk yang dialaminya.
4. Hasil
peniruan terhadap sikap lain(secara sadar atau tidak sadar).(ini dalam buku
Alex Sobr, Psikologi Umum)
Dalam
pandangan Krech, perubahan suatu sikap bergantung pada karakteristik sistem
sikap, kepribadian individu, dan aviliasi individu terhadap kelompok.
D.
Teori
Perilaku dan Jenis Perilaku
Telah
dipaparkan di depan bahwa perilaku manusia tidak dapat lepas dari adanya
individu itu sendiri dan lingkungn dimana individu itu berperilaku manusia
didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini
ada beberapa teori, diantara teori-teori tersebut dapat dikemukakan:
1.
Teori insting
Teori
ini dikemukakan oleh Mc. Dougal sebagai pelopor dari psikologi sosial yang
menerbitkan buku psikologi sosial pertama kali. Menurutnya, perilaku itu
disebakan oleh insting. Mc. Dougal mengajukan suatu daftar insting, insting
merupakan suatu innate, perilaku bawaan dan insting akan mengalami perubahan
karena pengalaman.
2.
Teori dorongan(drive theory)
Teori
ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai
dorongan-dorongan.
3.
Teori insentif
Teori
ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena
adanya insentif-insentif. Dengan insentiv akan mendorong organisme berbuat atau
berperilaku.
4.
Teori atribusi
Teori
ini menjelaskan tentang sebab-sebab prilaku seseorang.
5.
Teori kognitif
Apabila
seseorang harus memilih perilaku mana yang harus dilakukan, maka yang
bersangkutan akan memilih alternative karena akan membawa manfaat yang
sebesar-besarnya.
E.
Kesesuaian
Sikap dan Perilaku
Adanya
ketidaksamaan antara sikap dan perilaku, sudah diketahui oleh para pakar sejak
lama. Hartshorne and May (1928) misalnya, menemukan bahwa kecurangan dalam
hubungan dalam situasi tertentu(mencontek ulangan) belum tentu berkorelasi
dengan kecurangan dalam situasi yang lain(misalnya, berbohong kepada teman di
luar kelas).
Penelitian
yang dilakukan oleh bagian psikologi sosial, fakultas psikologi Universitas
Indonesia dikalangan sejumlah ibu dan balita di Jakarta, menunjukan bahwa sikap
mereka terhadap pengobatan dengan oralit bagi anak-anak mereka yang menderita
muntah berat adalah positif. Akan tetapi, pada saat kejadian yang sesungguhnya
mereka akan menggunakan pengobatan tradisioanal(Sarwono dkk, 1989 dan 1990).
Karena
banyak penelitian membuktikan bahwa sikap tidak meramalkan perilaku, pendapat
bahwa psikologi tidak perlu digunakan konsep sikap(sebagai faktor internal atau
laten) tetapi langsung saja teliti perilakunya(pernyataan Wicker,1969 dalam
buku Sarlito Wirawan)
Hubungan
dengan hasil penelitian yang kontradiktif(Warner dan Defleur) mengemukakan tiga
postulat, untuk mengidentifikasi tiga pandangan umum mengenai hubungan sikap
dan perilaku, yaitu:
1.
Postulat konsistensi
Postulat
konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal merupakan petunjuk yang cukup akurat
untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila ia dihadapkan pada
suat objek sikap.
2.
Postulat Variasi independent
Postulat
Variasi independent menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk menyimpulkan bahwa
sikap dan perilaku berhubungan secara konsisten.
3.
Postulat konsistensi tergantung
Postulat
konsistensi tergantung menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat
ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu.
Tampaknya
postulat terakhir ini adalah postulat yang paling masuk akal dan paling berguna
menjelaskan hubungan sikap dengan perilaku.
Didalam
buku karangan Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, dalam buku Pengantar Umum Psikologi
F.
Proses
pembentukan dan perubahan sikap
Sikap
dapat terbentuk atau berubah melalui 4 macam cara:
1.
Adopsi
Kejadian-kejadian
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus,
lama-kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi
terbentuknya suatu sikap.
2.
Diferensiasi
Dengan
berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya
usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang
tersendiri lepas dari jenisnya.
3.
Integrasi
Pembentukan
sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang
berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai
hal tersebut.
4. Trauma
Pengalaman
yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang
yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo.2003. Psikologi Social Suatu Pengantar, Yogyakarta:
Andi Yogyakarta
Sarwono, Sarlito Wrawan.2002. Psikologi Social. Jakarta Balai
Pustaka
http;//www.google.co.id/search
client=firefox-a&rls=org.mozilla%3aen-
Sobur ,Alex .2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Rivai,Veithzal.2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta:
PT Remaja Grafindo Persada.
terima kasih informasinya, sangat bermanfaat.
BalasHapuswww.kiostiket.com