Rabu, 15 Januari 2014

MOTIVASI SEMBUH PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA


Memahami pengertian health yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai “kesehatan” (Echols & Shadily, 1981) tidak sesederhana seperti yang dibayangkan. Freund (1991) dengan mengutip The International Dictionary of Medicine and Biology, mendefenisikan kesehatan sebagai “suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya, yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”, juga sampai pada kesimpulan mengenai kesehatan sebagai suatu keadaan tidak adanya penyakit sebagai salah satu ciri kalau organisme disebut sehat. (Siswanto, 2007: 14)
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh, dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Parnkins, 1983). Sedangkan WHO (1974) mendefenisikan sehat merupakan keadaan yang sempurna dari fisik, mental, sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. (Nasrul Efendi, 1998: 157)
Dengan demikian secara sadar setiap manusia tentulah menginginkan keadaan yang demikian karena sehat menjadi impian setiap orang. Kesehatan merupakan sesuatu yang mahal dan berharga di dunia ini, akan tetapi bagaimana bila seseorang dinyatakan menderita penyakit, tidak tanggung-tanggung penyakit kronis yang dapat menyebabkan kematian.
Segala penyakit yang ada hanya Allah-lah yang dapat menyembuhkannya, sebagaimna firman Allah SWT. dalam surat as-Syu’araa ayat 80:
#sŒÎ)ur àMôÊ̍tB uqßgsù ÉúüÏÿô±o ÇÑÉÈ
Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku.”
Adapun maksud ayat di atas ialah keyakinan kita bahwa hanya Allah-lah yang dapat menyembuhkan kita. Dalam kesehatan rohani Islam konselor berkewajiban untuk menjelaskan hal demikian, sebagai bentuk motivasi intrinsik dalam membantu kesembuhan kliennya.
Sembuh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sembuh secara psikologis dan sosial. Namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang penyakit muncul tanpa kita inginkan kedatangannya, apa lagi jika itu penyakit kronis, seperti kanker payudara. Sakit adalah suatu keadaan tidak normal/sehat. Secara sederhana, sakit-atau dapat pula disebut penyakit-merupakan suatu keadaan yang berada di luar batas normal. (Ns. Asmadi, 2008: 28)
Sakit kronis adalah keadaan sakit yang berlagsung lama, sakit yang tidak berakhir sekitar tiga bulan bisa dikatan sebagai kronis. Yaitu penyebab penderitaan panjang bagi orang yang sakit dan biasanya menyebabkan banyak masalah bagi anggota keluarga yang mungkin harus mengobati dan merawatnya. Biasanya sakit kronis menghalangi penderita untuk dapat hidup normal, dan juga dapat merusak masa depan dan kematian. (Adi Heru, 1993: 57)
Secara emosional, seseorang dapat menjadi begitu hancur bila terkena sakit, karena kesejehteraan mental kebanyakan orang awam didasarkan pada ilusi tidak dapat sakit. Sakit, terutama sakit berat, menghancurkan ilusi tersebut, menyerang anggapan dunia pribadi yang aman dan sejahtera.
Pada sakit kanker dan penderitaan kronis lainnya memang tidak dapat dipahami secara pendekatan skema-kognitif semata, tetapi persoalannya menjadi semakin kompleks manakala sistem medis mengabaikan potensi dan reaksi emosional pasien. Tidak adanya kepedulian pada realitas emosi si pasien berarti tidak menghiraukan bukti-bukti yang semakin menumpuk yang menunjukkan bahwa keadaan emosi dapat memainkan peran yang kadang-kadang amat berarti dalam mengatasi kekhawatiran terhadap penyakit dan dalam arah menuju kesembuhan.
Dengan demikian, penyakit kronis merupakan suatu keadaan sakit yang mengakibat terhalang atau terhambatnya langkah seseorang atau individu dalam melakukan kegiatan kesehariannya. Salah satu penyakit kronis yang mematikan yang dapat mengakibatakan stress berkepanjangan adalah kanker payudara.
Kanker payudara adalah kanker ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, meskipun berdasarkan penemuan terakhir kaum pria pun bisa terkena kanker payudara ini, walau pun masih sangat jarang terjadi. Prognosis kanker payudara tergantung pada tingkat pertumbuhannya.
Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker kedua paling banyak diderita kaum wanita, setelah kanker mulut/leher rahim. Kanker payudara umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Namun demikian, wanita muda pun bisa terserang kanker ini. (Endang Purwoastuti, 2008: 13)
Berdasarkan hasil observasi Kamis (10/04/13), penulis dapat sedikit gambaran tentang keadaan pasien penderita kanker payudara di Rumah Sakit Yarsi Ibnu Sina Padang, bahwa perlu adanya motivasi sembuh bagi pasien tersebut. Motivasi ini tidak hanya dari lingkungan atau bersifat ekstrinsik semata, melainkan juga datang dari dalam diri pasien atau penderita penyakit kanker itu sendiri.
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada satu tujuan tertentu. Di mana motivasi mempunyai karateristik (1) sebagai hasil dari kebutuhan, (2) terarah pada satu tujuan, (3) menompang perilaku. (Mohammad Surya, 2003: 99).
Ahya Azhari dalam (Sudirman, 1992: 86-88) membagi motivasi menjadi dua bagian yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi itrinsik antara lain yaitu: adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang dirinya sendiri, adanya cita-cita.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang datang dari luar diri individu. (Ramayulis, 1998: 171) Menurut Soetomo (1993: 34), motivasi ekstrinsik ialah dorongan yang datang dari luar diri individu, yang dapat menggerakan semangat dan keinginan dari diri individu itu sendiri.
Untuk penderita kanker payudara di RS. Ibnu Sina Padang sendiri jelas pasien tersebut membutuhkan hal yang demikian, sebagai bentuk penyemangat dalam menjalani hari-harinya, terutama bagi pasien yang telah mengalami operasi pengangkatan payudaranya. Hal ini dikarena pasien mengalami guncangan yang lumayan hebat karena ada perasaan canggung dari diri pasien.
Adapun yang dimaksud dengan peserta didik di sini ialah pasien penderita kanker payudara di RS. Yarsi Ibnu Sina Padang. Di mana pasien akan menerima pembelajaran dalam artian memotivasi agar ia mampu terlepas dari krisis percaya dirinya. Sebagaimana tergambar dalam dampak-dampak dari penyakit kanker payudara itu sendiri.
Mc. Donald mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di dahulii dengan tanggapan terhadap adanya tanggapan.  Dari pengertian yang dikemukan oleh Mc. Donald, terdapat tiga elemen penting yaitu:
a.       Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system “neourophysiological” yang ada pada organisme manusia, karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyakut kegiatan fisik manusia.
b.      Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c.       Motivasi akan diransang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya mrupakan respon dari satu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncuk dari dalam diri manusia, tetapi munculnya karena teransang atau terdorong oleh danya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. (Sulaiman, 1992: 72)

Dengan demikian motivasi merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energy yang ada dalam diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan kejiwaan, perasaan, emosi, yang kemudian bertindak melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.
Sehingga motivasi terbagi kedalam dua kategori, yaitu motivasi intrinsic yang berasal dari dalam diri individu dan motivasi ekstrinsik yang datang karena adanya dorongan dari luar diri individu tersebut.
Motivasi ekstrinsik yang dimaksud ialah motivasi yang diberikan oleh konselor rohani islam, tim medis yang terdiri dari dokter spesialis dan perawat yang ada di RS. Yarsi Ibnu Sina Padang. Sedangkan yang dimasud dengan motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari diri pasien penderita kanker payudara yang ada di RS. Tersebut.
Berdasarkan pernyataan dari salah seorang konselor rohani Islam di RS. Yarsi Ibnu Sina Padang, bahwa untuk kesembuhan itu perlu adanya motivasi. Motivasi yang dimaksud bukan hanya motivasi yang bersal dari luar (ekstrinsik) tetapi juga dari dalam diri pasien (intrinsik).
Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat judul “Motivasi Sembuh Bagi Penderita Kanker Payudara Di Rumah Sakit Yarsi Ibnu Sina Padang”.