KONSELING
TERAPEUTIK
Fungsi dan Tujuan Komunikasi Terapeutik
Fungsi komunikasi terapeutik
adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien
melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan,
mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
A.
Tujuan komunikasi terapeutik adalah
1.
Membantu pasien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah
situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2.
Mengurangi keraguan, membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3.
Mempengaruhi orang lain, lingkungan
fisik dan dirinya sendiri.
B.
Komunikasi Terapeutik Menurut Carl
Rogers
Komunikasi yang mendorong proses
penyembuhan klien. Atau proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada
klien.Komunikasi ini termasuk komunikasi interpersonal karena adanya rasa
saling membutuhkan antara perawat dengan pasien (komunikasi pribadi antara
perawat dg pasien).
C.
Komponen Komunikasi Teraoeutik.
Komunikator Perawat sebegai pengirim pesan kepada pasien.
Tujuannya untuk membantu kesembuhan pasien,bersifat interpersonal. Contoh
:Perawat lebih aktif pendekatan diri pada pasien Mendengarkan secara saksama
Memberikan respon pada pasien Menawarkan informasi Memberikan pencerahan pada
pasien.
Pesan Berisi motivasi, pesan-pesan yang
diberikan pada pasien guna menumbuhkan rasa optimis serta kemajuan pasien.
Komunikan Pasien terapeutik mempunyai masalah dengan kehidupan maupun
kesehatannya. Pasien ini ingin lebih diperhatikan guna memperoleh informasi
untuk memenuhi kebutuhannya.
Respon yg diberikan pasien setelah
berkomunikasi dengan perawat. Contoh: pasien minum obat secara teratur 3x
sehari, bersikap lebih optimis untuk sembuh..Media Wadah dimana komunikator
menyampaikan pesan pada pasien. Dibagi 2 yaitu :
1)
Verbal
2)
Non verbal:
D.
Karakteristik yang Memfasilitasi Tumbuhnya Hubungan yang
Terapeutik
a.
Kejujuran (trustworthy).
b.
Tidak membingungkan dan ekspresif.
c.
Bersikap positif.
d.
Empati bukan simpati
e.
Empati
Perawat turut merasakan permasalahan
yang diderita pasien tanpa membawanya berlarut-larut sehingga ia dapat
memikirkan masalah klien secara objektif.
Simpati perawat tidak mampu melihat
permasalahan secara objektif karena dia terlibat secara emosional dan terlarut
di dalamnya.
Mampu melihat permasalahan klien
dari kacamata klien Perawat harus aktif
listening dan sabar dalam mendengarkan ungkapan klien. Jika perawat
menyimpulkan secara tergesa-gesa dan tidak menyimak secara keseluruhan maka
akibatnya bisa fatal.
a.
Menerima klien apa adanya Memberikan penilaian/mengkritik
klien berdasarkan nila-nilai yang diyakini perawat menunjukkan bahwa perawat
tidak menerima klien apa adanya. Sensitive terhadap perasaan klien.
b.
Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu
klien ataupun diri perawat tsb.
E.
Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut
Carl
1.
Perawat harus mengenal dirinya sendiri.
2.
Komunitas harus ditandai dengan sikap
saling menerima,percaya,dan menghargai.
3.
Perawat harus memahami dan menghayati
nilai yang dianut klien.
4.
Perawat harus menyadari pentingnya
kebutuhan klien.
5.
Perawat harus menciptakan suasana yang
nyaman.
6.
Perawat harus bisa memotivasi klien.
7.
Perawat mampu menguasai perasaannya
sendiri.
8.
Memahami betul arti Empati .
9.
Berpegang pada etika.
10. Bertanggung
jawab.
11. Altruisme.
F.
Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut
Suryani.
a.
Hubungan perawat dan klien saling
menguntungkan.
b.
Perawat
harus menghargai keunikan klien.
c.
Perawat harus mampu menjaga harga
dirinya dan harga diri klien.
d.
Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya
hubungan saling percaya (trust)
G.
Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut
Purwanto.
a.
Klien harus merupakan fokus utama dari
interaksi.
b.
Tingkah laku professional.
c.
Membuka diri.
d.
Hubungan sosial dengan klien harus
dihindari.
e.
Kerahasiaan klien harus dijaga.
f.
Kompetensi intelektual harus dikaji
untuk menentukan pemahaman.
g.
Implementasi intervensi berdasarkan
teori .
h.
Memelihara interaksi yang tidak menilai.
i.
Beri petunjuk klien untuk
menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional.
j.
Telusuri interaksi verbal klien melalui
statemen klarifikasi dan hindari perubahansubyek/topik jika perubahan isi topik
tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
H.
Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut DE
Vito
1.
Keterbukaan.
2.
Empati.
3.
Sifat mendukung sikap positif.
4.
Kesetaraan.
I.
Tahap Hubungan Terapeutik
Tahapan persiapan/prainteraksi adalah
masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan klien, dalam hal
ini pasien. Tujuannya mengurangi kecemasan yang dapat mengganggu interaksi
dengan pasien.
Tugas perawat :
Menggali perasaan.
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
Mencari informasi tentang pasien.
Merancang strategi pertemuan dengan pasien.
J.
Tahap Perkenalan
Tujuan
Memvalidasi
keakuratan data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini
serta mengevaluasi tindakan yang lalu.
K.
Peran Utama Perawat
1)
Memberikan situasi lingkungan yang peka.
2)
Menunjukkan penerimaan.
3)
Membantu pasien mengekspresikan perasaan.
Tugas
perawat :
·
Membina rasa saling percaya, menerima
dan terbuka.
·
Membuat kesepakatan dengan pasien.
·
Mengidentifikasi masalah pasien.
·
Merumuskan tujuan dan mengingatkan kesepakatan