Puisi

Entahlah

Kini dengan secangkir kopi manis kita saling berpagut memadu kasih, tanpa kita sadari sedari tadi sepasang merpati liar telah memperhatikan kita. Tidakkah engkau merasa ini sebuah pertanda, kabut malam sudah akan menjelang. Marilah kita kembali keperaduan masing-masing. Hari ini begitu melelahkan untuk tetap bercerita. Entahlah, aku kembali meragu.



Duka Bukan Lara

Apa itu duka?
Lalu apa pula itu lara?
Akankah mereka bersatu dalam suka?

Semua itu hanya semua kalimat tanya tanpa makna.
Benarkah itu?
Lalu mengapa kini kita berbicara berdua, tanpa ada suara?

Sudahlah, mungkin kini sudah saatnya kita untuk diam.
Karena diam bukan berarti kita tak mengerti.

Padang, 9 Juni 2013


WE LOVE YOU FOREVER FRIEND

Teman……….
Walau kabut menyelimuti bumi
Senyummu tetap terukir di hati
Walau rasa setelah rasa itu berhenti
Namun tidak dengan tawa menanti
Walau hanya dalam mimpi

Teman……….
Kini semua telah berlalu
Namun tidak untuk kenangmu
Tangisan ini hanya iringan semata
Meski berat, tapi kami ikhlas
Sulit untuk otak berfikir
Namun perasaan selalu mengukir

Teman…………..
Walau kini tak lagi kulihat canda tawamu
Namun senyum itu selalu kujaga
Tak ada kata yang mampu terucap
Selain selamat jalan sahabat
Bahagialah di sana
Doa kami mengiring harimu
Tersenyumlah di sana
Selamat jalan wahai sahabat
We love you forever friend

*puisi ini khusus dipersembahkan untuk alm. Trio Edwardo (2 November 2009)


DARAH BANGSA

Sebatang bambu dilayangkan
Menusuk dermaga keangkuhan
Dengan tatapan nanar kebisuan
Langkahmu, agungkan bangsamu
Putih tulang-tulangmu
Lambing suci negaramu
Merah darahmu
Pancarkan nuranimu.
Wahai pemuda!!!
Pemimpin bangsa...
Tegakan kepalamu
Singsing legan bajumu
Tataplah negeri dengan pengabdianmu
Ayunkan tangan membangun bangsa
Penuh warna kilau gairahmu
Bangkitkan negeri ini
Dari keterpurukan
Jauhi ketidak adilan
Hindari kekacauan diri dalam hati
Kibarkan semangat merdeka
Walau darah taruhan bangsa.

27 Oktober 2009 ( ditulis sehari sebelum upacara memperingati hari Sumpah Pemuda)

2 komentar:

  1. suka, terlepas dar kata kata, tapi makna yang berbicara.:-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks ya rul.. mhon bantuanya agar lebih baik lagi.. :)

      Hapus