TAHAPAN
PERKEMBANGAN
A. Periodenisasi Berdasarkan Kelompok
Perkembangan
anak pada periode-periode tertentu banyak dipersoalkan oleh para ahli, sebagian
ada yang menilak penentuan periodesasi ini, karena dengan penggambaran ini
seolah-olahtelah tersedia sejumlah daftar sifat-sifat dan keadaan tertentu
dalam kotak-kotak yang sesuai dengan fase dan umur yang sedang dijalani anak.
Secara
teoritis-konsepsional, penolakan adanya periodesasi dalam perkembangan adalah
wajar, namun karena psikologi perkembangan di samping ia sebagai psikologi
khusus tapi juga dapat dilihat sebagai ilmu yang praktis dimana harus dilihat
data-data konkrit untuk dapat menerapkannya, maka penetapan perkembangan dalam
periode-periode itu sukarlah dihindarkan.
Dalam
pembuatan periodesasi perkembangan, ada beberapa pendapat para ahli yang pada
garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga pandangan yaitu:
a. Periodisasi yang Berdasarkan Biologis
Yang
dimaksud dengan periodisasi berdasarkan biologis ialah para ahli kejiwaan
mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuha biologis anak. Hal
itu dapat dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap
perkembagan kejiwaan seorang anak.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan
oleh pra ahli diantaranya ialah:
· Kretschmer
Ia membagi
perkembangan anak menjadi 4 fase yaitu:
1.
Fullungsperiode
1, umur 0;0 – 3;0 tahun, pada masaini dalam keadaan pendek, gemuk, bersikap
terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
2.
Streckungsperiode
1, umur 3;0 -7;0 tahun, kondisi badan anak tampak langsing(tidak begitu gemuk)
biasanya sikap anak tertutup sukar bergaul, juga sukar didekati.
3.
Fullungsperiode
II, umur 7;0 – 13;0 tahun, keadaan fisik anak kembali gemuk.
4.
Streckungsperiode
II, umur 13;0 tahun, keadaan fisik anak kembali langsing.
· Aristoteles
Ia merumuskan
perkembangan anak dengan 3 fase perkembangan yakni:
1.
Fase
I umur 0;0 – 7;0 tahun disebut masa
anak kecil, kegiatan anak waktu ini hanya bermain.
2.
Fase
II umur 7;0 – 14;0 tahun disebut masa
anak atau masa sekolah di mana kegiatan anak mulai belajar disekolah dasar.
3.
Fase
III umur 14;0 – 21;0 tahun disebut masa remaja atau pubertas, masa ini adalah
masa peralihan (transisi) dari anak menjadi orang dewasa.
Aristoteles
menunjukkan bahwa, antara fase I dan fase II itu ditandai dengan adanya
pergantian gigi, serta batas antara fase II dengan fase III ditandai dengan
mulai bekerjanya atau berfungsinya organ kelengkapan kelamin.
· Jesse feiring
willams
Ia membagi
perkembagan anak dengan :
1.
Masa
nursery dan kindergarten umur 0;0 – 6;0 tahun
2.
Masa
cepat memperoleh kekuatan/tenaga umur 6;0 – 10;0 tahun
3.
Masa
cepat perkembangannya tubuh umur 10;0 – 14;0 tahun
4.
Masa
adolesen umur 14;0 – 19;0 tahun, masa perubahan pola dan kepentingan kemampuan
anak dengan cepat[1]
· Elizabeth
Hurlock
Mengemukakan
penahapan perkembangan individu, yakni:
· Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa
konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
· Tahapan II : Infancy (orok), mulai lahir sampai
usia 10 tau 14 hari.
· Tahapan III : Babyhood (bayi), mulai dari dua
minggu sampai usia 2 tahun.
· Tahapan IV : Childhood (kanak-kanak), mulai 2
tahun sampai masa remaja(puber).
· Tahapan V : Adolesence/puberty, mulai usia 11
atau 13 tahun sampai usia 21 tahun.
Ø Pre Adolesence,
pada umumnya wanita usia 11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari pada itu.
Ø Early
Adolesence, pada usia 16-17 tahun.
Ø Late Adolesence,
masa perkembangan yang terakhir sampai masa usia kuliah diperguruan tinggi.[2]
b. Periodisasi yang Berdasarkan Didastis
Yang
dimaksud dari tinjau ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang
tepat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan
tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam
mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu tersebut.
· Dr. Maria
Montessori
Ø Usia 1;0 – 7;0
masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui alat indra.
Ø Usia 7;0 – 12;0
masa abstrak, dimana anak sudah mulai memperhatikan masalah kesusilaan, mulai
berfungsi perasaa etisnya yang bersumber dari kata hatinya. Dia mulai tahu akan
kebutuhan orang lain.
Ø Usia 12;0 – 18;0
masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.
Ø Usia 18;0 – 24
masa pendidikan di perguruan tinggi, masa untuk melatih anak (mahasiswa) akan
realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berpikir secara jernih, jauh dari
perbuatan tercela.[3]
· Rosseau
Ø Tahap I: 0 – 2
tahun, usia asuhan
Ø Tahap II: 2 – 12
masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera
Ø Tahap III: 12 –
15 periode pendidikan akal
Ø Tahapan IV: 15 –
20 periode pendidikan watak dan pendidikan agama[4]
· Pembagian
menurut undang-undang pendidikan nasional
Ø Pendidikan
tingkat kanak-kanak usia sampai 6 tahun
Ø Pendidikan dasar
usia lebih kurang 6 – 15 tahun
Ø Pendidikan
menengan usia lebih kurang 15 – 18 tahun
Ø Pendidikan
tinggi usia lebih kurang 18 – 24 tahun[5]
c. Periodisasi yang Berdasarkan Psikologis
Pada
pembsgisn ini, para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi
dari sudut pandang psikologis, mereka tidak mendasarkan pada sudut biologis
atau didaktis lagi.Sehingga mengembalikan permasalah kejiwaan dalam kedudukannya yang murni. Tokoh utama
pembahasan ini adalah psikolog dari Jerman Oswald Kroh, yang nantinya Diikuti
oleh para ahli lainnya baik dari Jerman itu sendiri maupun dari Negara-negara
lain.
Ø Kroh
Bahwa pada
dasarnya perkembangan jiwa anak itu berjalan secara Evolutif. Dan pada umumnya
proses tersebut pada waktu-waktu tertentu mengalami kegoncangan(aktivitas
revolusi), masa kegoncangan ini oleh Kroh disebutnya Trotz Periode, dan biasanya tiap anak akan mengalaminya sebanyak
dua kali, yakni: Trotz I sekitar usia 03/04 tahun. Trotz II sekitar usia 12
tahun bagi putrid dan usia 13 tahun bagi putra.
Secara ringkas dapat kita gambarkan:
ü Dari lahir
hingga Trotz periode I disebut masa anak-anak awal(0-3/4 tahun)
ü Dari Trotz
periode I hingga Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah (3/4 – 12/13
tahun)
ü Dari Trotz
periode II hingga akhir masa remaja disebut masa kematangan (12/13- 21 tahun)[6]
Ø Pembagian Kohnstamm
ü Periode vital
(0-1 tahun), disebut juga masa menyusui
ü Periode Estetis
(1-6 tahun), disebut juga masa pencoba dan masa beramain
ü Periode
itelektual (6-12 tahun) disebut juga masa sekolah
ü Periode
sosial(12-21 tahun), disebut juga masa pemuda dan adolescence
ü Periode manusia
matang (21 tahun keatas), disebut juga masa dewasa[7]
Pranatal Menurut
Persfektif Islam
Menurut perspektif Islam, kehidupan
manusia telah dimulai pada saat sebelum lahir. Manusia memiliki ruh yang telah
hidup sebelum saat kelahirannya di dunia. Ruh manusia ini ditiupkan malaikat
masuk ke dalam jasmani manusia pada saat ia dalam kandung ibunya.
Jasmani manusia, yang menjadi wadah bagi
ruh selama ia mengalami kehidupan duniawi, juga diciptakan Allah sesuai dengan
ketentuannya. Al-Qur'an dan hadits banyak membahas tentang hal itu. Al-Qur'an
bahkan merupakan satu-satunya kitab suci yang membahas tentang awal proses
perkembangan pra kelahiran manusia di dalam perut ibu secara cukup rinci.
Kemudian setelah peralatan kedokteran berkembang pesat, gambaran pra kelahiran
ini terbukti secara empirik.
Diantara perkembangan yang teramat
penting dalam kehidupan manusia ialah sewaktu dalam kandungan ibu (pre natal).
Jangka waktu pre natal ialah tempo selepas persenyawaan sehingga bayi
dilahirkan yaitu berlangsung kira-kira 266 hari selepas persenyawaan atau 280
hari dari pertama haid yang terakhir sebelum seseorang hamil. Yang dimaksud
persenyawaan disini ialah proses dimana sperma dan ovum bersatu untuk membentuk
satu sel yang disebut zigot.
Dalam salah satu ayat Al-Qur'an
digambarkan bahwa Allah menempatkan bayi yang lemah pada awal perkembangannya
di suatu tempat yang aman dan kokoh. Bayi dalam perut ibu dapat dikatakan
berada dm tempat yang aman dan kokoh, yang memungkinkan untuk tumbuh dalam
keadaan relatif aman dari serangan dunia luar, dengan asupan makanan yang
terpenuhi dari ibunya. Yang dimaksud tempat yang aman dan kokoh tadi adalah
rahim (uterus). Rahim merupakan ruang kosong yang berotot dan kuat dengan berat
sekitar 50 gram. Struktur ini belum cukup untuk seorang bayi yang sedang
berkembang. Dengan demikian, struktur rahim akan mengalami perubahan selama
kehamilan. Ukuran rahim akan berkembang berangsur-angsur meningkat sampai 1.100
gram pada akhir kehamilan.[8]
[1]
Abu Ahmadi, Munawar Sholeh,
Psikologi Perkembngan, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2005. Hal. 71-73
[2]
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000. Hal. 21
[3] Op. cit, Abu Ahmadi, Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Hal. 75
[5] Mubin Ani Cahyadi, psikologi Perkembangan, Ciputat: PT
Ciputat Press Group, 2006. Hal. 58
[7] Op. cit, Mubin Ani Cahyadi, Psikologi
Perkembangan,Hal. 59
[8]
http://gudangmakalah.blogspot.com/search/label/agama%20islam