Selasa, 26 Februari 2013

KONSELING TERAPEUTIK


KONSELING TERAPEUTIK

Fungsi dan Tujuan Komunikasi Terapeutik
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
A.    Tujuan komunikasi terapeutik adalah
1.      Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2.      Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3.      Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
B.     Komunikasi Terapeutik Menurut Carl Rogers
Komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Atau proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.Komunikasi ini termasuk komunikasi interpersonal karena adanya rasa saling membutuhkan antara perawat dengan pasien (komunikasi pribadi antara perawat dg pasien).
C.     Komponen Komunikasi Teraoeutik.
Komunikator  Perawat sebegai pengirim pesan kepada pasien. Tujuannya untuk membantu kesembuhan pasien,bersifat interpersonal. Contoh :Perawat lebih aktif pendekatan diri pada pasien Mendengarkan secara saksama Memberikan respon pada pasien Menawarkan informasi Memberikan pencerahan pada pasien.
Pesan Berisi motivasi, pesan-pesan yang diberikan pada pasien guna menumbuhkan rasa optimis serta kemajuan pasien. Komunikan Pasien terapeutik mempunyai masalah dengan kehidupan maupun kesehatannya. Pasien ini ingin lebih diperhatikan guna memperoleh informasi untuk memenuhi kebutuhannya.
Respon yg diberikan pasien setelah berkomunikasi dengan perawat. Contoh: pasien minum obat secara teratur 3x sehari, bersikap lebih optimis untuk sembuh..Media Wadah dimana komunikator menyampaikan pesan pada pasien. Dibagi 2 yaitu :
1) Verbal
2) Non verbal:
D.    Karakteristik  yang Memfasilitasi Tumbuhnya Hubungan yang Terapeutik
a.       Kejujuran (trustworthy).
b.      Tidak membingungkan dan ekspresif.
c.       Bersikap positif.
d.      Empati bukan simpati
e.       Empati
Perawat turut merasakan permasalahan yang diderita pasien tanpa membawanya berlarut-larut sehingga ia dapat memikirkan masalah klien secara objektif.
Simpati perawat tidak mampu melihat permasalahan secara objektif karena dia terlibat secara emosional dan terlarut di dalamnya.
Mampu melihat permasalahan klien dari kacamata klien Perawat harus aktif  listening dan sabar dalam mendengarkan ungkapan klien. Jika perawat menyimpulkan secara tergesa-gesa dan tidak menyimak secara keseluruhan maka akibatnya bisa fatal.
a.       Menerima klien apa adanya Memberikan penilaian/mengkritik klien berdasarkan nila-nilai yang diyakini perawat menunjukkan bahwa perawat tidak menerima klien apa adanya. Sensitive terhadap perasaan klien.
b.      Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat tsb.
E.     Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut Carl
1.      Perawat harus mengenal dirinya sendiri.
2.      Komunitas harus ditandai dengan sikap saling menerima,percaya,dan menghargai.
3.      Perawat harus memahami dan menghayati nilai yang dianut klien.
4.      Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien.
5.      Perawat harus menciptakan suasana yang nyaman.
6.      Perawat harus bisa memotivasi klien.
7.      Perawat mampu menguasai perasaannya sendiri.
8.      Memahami betul arti Empati .
9.      Berpegang pada etika.
10.  Bertanggung jawab.
11.  Altruisme.
F.      Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut Suryani.
a.       Hubungan perawat dan klien saling menguntungkan.
b.      Perawat  harus menghargai keunikan klien.
c.       Perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri klien.
d.      Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust)
G.    Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto.
a.       Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi.
b.      Tingkah laku professional.
c.       Membuka diri.
d.      Hubungan sosial dengan klien harus dihindari.
e.       Kerahasiaan klien harus dijaga.
f.       Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman.
g.      Implementasi intervensi berdasarkan teori .
h.      Memelihara interaksi yang tidak menilai.
i.        Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional.
j.        Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahansubyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
H.    Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut DE Vito
1.      Keterbukaan.
2.      Empati.
3.      Sifat mendukung sikap positif.
4.      Kesetaraan.
I.       Tahap Hubungan Terapeutik
Tahapan persiapan/prainteraksi adalah masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan klien, dalam hal ini pasien. Tujuannya mengurangi kecemasan yang dapat mengganggu interaksi dengan pasien.
Tugas perawat :
*                  Menggali perasaan.
*                   Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
*                  Mencari informasi tentang pasien.
*                   Merancang strategi pertemuan dengan pasien.
J.       Tahap Perkenalan
Tujuan
Memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini serta mengevaluasi tindakan yang lalu.
K.    Peran Utama Perawat
1)      Memberikan situasi lingkungan yang peka.
2)      Menunjukkan penerimaan.
3)       Membantu pasien mengekspresikan perasaan.
Tugas perawat :
·                     Membina rasa saling percaya, menerima dan terbuka.
·                      Membuat kesepakatan dengan pasien.          
·                     Mengidentifikasi masalah pasien.
·                      Merumuskan tujuan dan mengingatkan kesepakatan